Jumat, 10 November 2023

                                                   BUDAYA SUMBA



Budaya Sumba adalah salah satu pulau yang terletak di bagian selatan Indonesia yang sangat terkenal akan keindahan alam.adat istiadat serta budayanya. Tak heran, keindahan alam dan tradisi yang masih sangar kental menjadikan Pulau yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur ini menjadi incaran para wisatawan baik wisatawan domestik bahkan mancanegara.

Tradisi Budaya

  • Tradisi Cium Hidung

Unit tradisi ini yang bisa ditemukan ketika berkunjung ke Pulau Sumba adalah tradisi tradisi cium hidung atau "pudduk" (dalam bahasa sumba timur). Tradisi ini meruppakan tradusi yang sudah diwariskan turun temurun oleh leluhur orang Sumba. Tradisi cium hidung bagi orang sumba merupakan simbol kekeluargaan dan persahabatan yang sangat dekat. Selain itu, jika ada pihak yang berseteru dan ingin berdamai, maka akan dilakukan cium hidung yang merupakan perdamaian.


  • Tradisi makan sirih pinang
Bagi orang sumba, tradisi makan sirih pinang merupakan lambang kekerabatan dalam pergaulan sehari hari bahkan dalam berbagai acara seperti perkawinan dan kematian serta acara lainnya. Selain itu, sirih pinang juga menjadi lambang komunikasi dengan arwah leluhur yang sudah meninggal serta sering sering disuguhkan dalam beberapa acara penting, seperti adat perrkawinan dan kematian. Makanya tidak jarang ketika berkunjung ke Pulau Sumba, kita akan melihat orang sumba akan meletakkan sirih pinang diatas kuburan keluarga dan kerabat mereka yang mereka kunjungi sebagai tanda sapaan dan komunikasi dengan arwah keluarga.

  • Tradisi Pasola
Tradisi pasola merupakan acara adat yang dilakukan secara wajib setiap tahunnya untuk menyambut upacara panen.Pasola merupakan permainan ketangkasan saling melempar lembing kayu dari atas punggung kuda yang sedang dipacu kencang antara dua kelompok yang berlawanan.

 


  • Tradisi belis
Tradisi belis merupakan tradisi adat sumba dalam membawa sejumlah hewan berupa kuda,sapi,dan kerbau yang di bawa oleh pihak lelaki untuk mengambil seorang istri .Dan belis biasanya tergantung kesepakatan anatara kedua orang tua kedua belah pihak Lelaki dan Perempuan.



Senjata Tradisional

  • Parang  

Parang Sumba memiliki bentuk yang unik dengan gagang pendek dan bilah yang panjang dan sedikit lebar. Bilahnya dibuat dari besi atau baja yang ditempa dengan teknik tradisional, sehingga memiliki kekuatan dan ketahanan yang luar biasa.
Ujung bilahnya yang runcing dan sedikit melengkung membuatnya sangat efektif sebagai senjata serang jarak dekat. Gagangnya biasanya terbuat dari kayu dan dihiasi dengan ukiran-ukiran yang rumit dan indah.


  • Rumah Adat

Bahasa Sumba: uma mbatangu, "rumah berpuncak" mengacu pada rumah adat vernakular Suku Sumba dari pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Rumah adat Sumba memiliki dengan puncak yang tinggi pada atap dan hubungan kuat dengan roh-roh atau marapu.



  BUDAYA DAYAK


Asal Usul suku Dayak

Suku Dayak yang merupakan penduduk asli Pulau Kalimantan ternyata masih memiliki banyak subsuku serta budaya yang beragam. Istilah Dayak pada nama suku ini disebut pertama kali digunakan oleh ilmuan asal Belanda bernama August Kaderland pada tahun 1895. Namun arti dari kata Dayak hingga kini masih menjadi termasuk para ahli. Ada yang mengartikan Dayak sebagai manusia pendalaman, hingga orang yang tinggal di hulu sungai. Tapi juga ada yang mengartikan Dayak sebagai ciri pribadi yang kuat, gagah, berani dan ulet. Suku Dayak ini cukup besar karena terbagi menjadi 268 subsuku yang masih dibagi lagi menjadi enam rumpun

Ciri ciri Suku Dayak

Ciri khas Suku Dayak dapat diamati dari hasil budaya yang masih dapat diamati hingga saat ini. Bentuk budaya tersebut meliputi rumah,pakaian,senjata,bahasa,kepercayaan,dan tradisi. Rumah adat khas Suku Dayak berbentuk rumah panggung dengan bahan kayu yang disebut Rumah Betang. Rumah Betang pertemuan oleh beberapa keluarga sebagai bentuk kebersamaan dalam hidup yang dijunjung oleh Suku Dayak. Pakaian adat Suku Dayak untuk pria disebut King Baba, sementara untuk wanita disebut King Bibinge. Ciri khas pakaian adat Suku Dayak tersebut adalah hiasan sulaman dengan motif khas Dayak serta hiasan kepala berupa tajuk bulu arue yang diselipkan dari bulu burung enggang. Selain itu ada juga senjata khas yang sering dipergunakan dalam tradisi Suku Dayak yaitu mandau.

  • Pakian Adat

Pakaian tradisional suku Dayak terbuat dari kulit kayu kapoa atau ampuro biasanya dipadukan dengan kain tenun untuk mendapatkan hasil yang lebih baik tentunya dengan motif yang mengcirikhaskan suku Dayak. 

Untuk pakaian yang digunakan oleh laki-laki biasanya terlihat lebih simpel yaitu hanya dengan menggunakan baju yang terbuat dari kulit kayu dan dipadukan dengan celana pendek (cawat).


Pakaian yang digunakan oleh perempuan dayak sendiri biasaya dengan baju yang dibuat dengan berbagai bentuk dari yang ada lengan bajunya sampai yang tidak ada dan untuk bawahannya menggunakan rok Panjang maupun pendek tentunya dengan motif ciri khas suku Dayak.




  • Alat Musik Tradisional
sape adalah alat musik yang berasal dari Kalimantan yang menjadi ciri khas suku dayak. sape merupakan alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik yang memiliki bentuk hamper sama dengan gitar namun sape tidak memiliki lobang ditengah ,berbadan lebar ,bertangkai kecil ,panjangnya sekitar satu meter ,memiliki dua senar/tali dari bahan plastik dan memiliki empat tangga nada.


  • Senjata Tradisional
Mandau adalah senjata tradisional yang serupa dengan parang Panjang yang digunakan oleh masyarakat suku dayak. jaman dahulu Mandau digunakan untuk berperang atau perlindungan diri, untuk saat ini Mandau digunakan untuk properti dalam tarian atau sebagai seni.


  • Rumah Adat

Rumah betang merupakan rumah tradisional suku dayak yang ada di seluruh pulau Kalimantan. rumah betang ini terbuat dari kayu (beliant) yang dimana kayu ini tahan hingga ratusan bahkan ribuan tahun. rumah betang biasanya digunakan saat ada acara seperti acara tradisional (naik dango) atau sebagai tempat wisata bagi orang-orang yang ingin mengenal atau mempelajari budaya suku dayak.


 1. BUDAYA DAYAK









- Asal Usul suku Dayak

Suku Dayak yang merupakan penduduk asli Pulau Kalimantan ternyata masih memiliki banyak subsuku serta budaya yang beragam.


Istilah Dayak pada nama suku ini disebut pertama kali digunakan oleh ilmuan asal Belanda bernama August Kaderland pada tahun 1895.


Namun arti dari kata Dayak hingga kini masih menjadi termasuk para ahli. Ada yang mengartikan Dayak sebagai manusia pendalaman, hingga orang yang tinggal di hulu sungai. Tapi juga ada yang mengartikan Dayak sebagai ciri pribadi yang kuat, gagah, berani dan ulet.


Suku Dayak ini cukup besar karena terbagi menjadi 268 subsuku yang masih dibagi lagi menjadi enam rumpun.


- Ciri ciri Suku Dayak


Ciri khas Suku Dayak dapat diamati dari hasil budaya yang masih dapat diamati hingga saat ini.

Bentuk budaya tersebut meliputi rumah,pakaian,senjata,bahasa,kepercayaan,dan tradisi.

Rumah adat khas Suku Dayak berbentuk rumah panggung dengan bahan kayu yang disebut Rumah Betang.

Rumah Betang pertemuan oleh beberapa keluarga sebagai bentuk kebersamaan dalam hidup yang dijunjung oleh Suku Dayak.

Pakaian adat Suku Dayak untuk pria disebut King Baba, sementara untuk wanita disebut King Bibinge.


Ciri khas pakaian adat Suku Dayak tersebut adalah hiasan sulaman dengan motif khas Dayak serta hiasan kepala berupa tajuk bulu arue yang diselipkan dari bulu burung enggang. Selain itu ada juga senjata khas yang sering dipergunakan dalam tradisi Suku Dayak yaitu mandau.


 Ada beberapa ragam Tradisi Suku Dayak :

Suku Dayak yang masih bertahan dan menetap di daerah asalnya masih mempertahankan tradisi suku Dayak. Beberapa tradisi yang dinilai unik dan jarang terekspos oleh media. Berikut ini penjelasan beberapa di antaranya : 


~ Tradisi Kuping Panjanh

Tradisi ini cukup unik yaitu tradisi memanjangkan telinga yang hanya dilakukan oleh perempuan Dayak yang berada di Kalimantan Timur. Tradisi ini juga berfungsi untuk menunjukkan status kebangsawanan serta melatih kesabaran.


~ Tato

Tradisi kedua dari masyarakat suku Dayak adalah tato yang menjadi simbol dari kekuatan serta hubungan mereka dengan Tuhan, perjalanan kehidupan, dan lain sebagainya. Hingga kini, tradisi tato masih dimiliki dan dilakukan oleh masyarakat suku Dayak.


~ Ngayau atau Berburu Kepala

Tradisi berikutnya ada tradisi Ngayau atau berburu kepala yang telah dihentikan saat ini. Alasannya, tradisi ini cukup mengerikan dan mengancam nyawa seseorang.

Ngayau merupakan tradisi dimana seseorang dari Suku Dayak akan berburu kepala musuhnya. Tradisi ngayau ini hanya dilakukan oleh beberapa rumpun Dayak saja, yaitu Ngaju,Iban,serta Kenyah.


~Tiwah

Tradisi suku Dayak terakhir ialah Tiwah yang upacara pemakaman yang dilakukan oleh masyarakat Dayak Ngaju. Dalam upacara ini, mereka akan membakar tulang belulang dari kerabat yang telah meninggal dunia. Menurut kepercayaan Keharingan, tradisi Dayah Tiwah dipercaya mampu mengantarkan arwah dari orang yang telah meninggal agar disebut pula dengan nama Lewu Tatau. Ketika melaksanakan tradisi Tiwah, biasanya keluarga yang ditinggalkan akan menari dan bernyanyi sambil mengelilingi jenazah. Proses pembakaran tulang belulang jenazah hanya dilakukan secara simbolis sehingga tidak semua tulang jenazah akan ikut dibakar dalam upacara Tiwah

  Universitas Kristen imanuel {UKRIM} didirikan pada tanggal 21 juni 1982, diasuh oleh Yayasan Iman indonesia yang disahkan akte notaris Abd...